This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 14 Agustus 2014

Budidaya Jahe Merah dalam Karung atau Polybag

Budidaya Jahe Merah dalam Karung atau Polybag

dicopy dari  http://blkpklampok.wordpress.com/2013/05/07/budidaya-jahe-merah-dalam-karung-atau-polybag/

Membudidayakan tanaman Jahe ternyata tidak harus di lahan langsung. Dengan menggunakan karung bekas atau polybag, kita bisa membudidayakan Jahe dengan intensif dan tidak memerlukan lahan yang terlalu luas. Bahkan produktivitasnya bisa cukup tinggi.
Berikut adalah langkah-langkah praktis dalam membudidayakan Jahe Merah dalam karung atau polybag
1.    Menyiapkan media tanam
Media tanam yang dipakai adalah karung bekas atau polybag. Jika menggunakan karung, bisa menggunakan karung bekas beras atau pakan ternak. Semakin besar ukuran karung, media pengisi juga semakin banyak, namun produktivitas Jahe Merah juga akan semakin tinggi. Jika menggunakan polybag, gunakan polybag dengan ukuran minimal 40 x 50 cm.
Media pengisi karung atau polybag adalah tanah, pasir dan pupuk organik dengan perbandingan 1:1:1 atau 1:1:2
Tanah
Tanah yang baik adalah tanah yang gembur dan subur. Gembur artinya remah dan komposisi liat, pasir, dan debunya seimbang. Subur berarti banyak kandungan unsur haranya. Jika tanah yang digunakan sudah subur dan gembur, sebenarnya tidak diperlukan penambahan bahan lain. Namun karena jarang didapatkan tanah yang subur dan gembur, maka diperlukan penambahan bahan lain seperti pasir dan pupuk.
Pasir
Pasir diperlukan jika tanah yang digunakan mengandung fraksi liat yang cukup tinggi. Pasir yang digunakan adalah pasir ladu atau pasir yang bercampur dengan lumpur. Selain murah, pasir ini juga masih mengandung bahan-bahan mineral endapan.
Pupuk Organik
Pupuk organik bisa menggunakan pupuk kandang, pupuk kompos atau bokashi. Meskipun menggunakan pupuk kandang, akan lebih bagus jika pupuk kandang yang telah dihancurkan dan difermentasi sehingga lebih cepat diserap oleh akar tanaman. Untuk pembuatan pupuk bokashi akan dibahas pada sesi yang lain.
Seluruh media tersebut dicampur merata sambil dibersihkan dari benda-benda yang mengganggu, misalnya plastik, batu atau benda lainnya. Kemudian media pengisi dimasukkan ke dalam karung atau polybag yang telah disiapkan. Pengisian karung atau polybag cukup ¼ bagian saja, karena selama pertumbuhan tanaman nanti, akan dilakukan penambahan pupuk organik.
2.    Membibitkan Jahe
Pemilihan benih
Pembibitan Jahe dimulai dari pemilihan benih. Benih untuk bibit Jahe diambil dari rimpangnya. Rimpang untuk benih yang baik adalah rimpang yang segar (tidak disimpan terlalu lama), sehat, ukurannya besar atau normal, tidak cacat atau terluka, dan berasal dari induk yang sudah cukup tua dan sehat. Karena asal-usul induk harus jelas, maka sebaiknya rimpang untuk benih diambilkan dari kebun petani, bukan dari pasar konsumsi.Rimpang yang telah diperoleh kemudian disortir dan dipilih yang baik.
Pengecambahan
Jika dikhawatirkan adanya serangan jamur, benih bisa direndam terlebih dahulu pada larutan fungisida (misalnya Dithane M-45) selama 15 menit. Jika tidak, benih cukup direndam atau dibasahi dengan air, kemudian diletakkan pada tampah atau nyiru, dan ditempatkan pada tempat yang lembab agar berkecambah. Agar kelembaban terjaga, setiap hari benih harus dikontrol dan dibasahi air jika terlalu kering. Benih akan mulai berkecambah setelah kira-kira 2 minggu.
Penyemaian
Selama mengecambahkan benih, kita bisa menyiapkan tempat pesemaian berupa petak ukuran 1 x 2 m yang dibatasi dengan batubata dan diisi dengan pasir dan pupuk organik. Tempat pesemaian sebaiknya tidak terkena sinar matahari dan hujan secara langsung. Pada media tersebut, benih yang telah berkecambah kita tanam dengan kedalaman kira-kira 4-5 cm. Benih tersebut akan mulai tumbuh menjadi tanaman muda dalam waktu sekitar 2-4 minggu. Setelah tumbuh dengan ketinggian sekitar 10 cm, bibit dapat diambil/dipotong dari rimpangnya dan ditanam pada media karung atau polybag yang telah disiapkan. Rimpang yang tersisa bisa ditanam kembali pada pesemaian agar tumbuh bibit yang lain. Satu buah rimpang bisa menumbuhkan sekitar 2-4 bibit.
3.    Menanam
Penanaman bibit Jahe pada karung atau polybag harus hati-hati. Buatlah lubang sebesar ukuran pangkal bibit, masukkan bibit Jahe ke dalam lubang tanam, kemudian tutup dengan media disekitarnya dan padatkan. Setelah penanaman, media dan bibit harus disiram dengan air bersih agar tanaman mendapatkan cukup air dan kontak dengan media. Setelah ditanam, tanaman Jahe tersebut jangan langsung ditempatkan pada ruang yang terbuka dengan sinar matahari langsung, melainkan harus diadaptasikan pada tempat yang memiliki naungan terlebih dahulu hingga umur 2,5 bulan.
4.    Memelihara
Pemeliharaan tanaman Jahe dalam karung atau polybag cukup mudah. Pemeliharaan meliputi: penyiraman, penyiangan dan penggemburan media, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari, sebaiknya pada sore hari, terutama saat tidak ada hujan. Beberapa petani menggabungkan budidaya Jahe Merah dengan budidaya ikan dalam kolam, untuk memudahkan penyiraman dan mengantisipasi kebutuhan air saat musim kemarau. Selain itu, air kolam diharapkan memberi unsur hara tambahan bagi tanaman. Penyiraman bisa dihentikan saat tanaman Jahe mulai memasuki fasesenecense (mengering) saat tua dan mendekati panen.
Penyiangan dan penggemburan
Rumput yang tumbuh pada media tanam perlu disiang agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman, terutama pada sekitar 4 bulan pertama, di mana tanaman Jahe belum begitu rimbun. Beberapa petani menambahkan mulsa jerami pada media tanam untuk menekan pertumbuhan gulma. Selain penyiangan, media tanam juga perlu digemburkan dengan menggunakan cetok. Penggemburan dimaksudkan untuk menyediakan media tumbuh yang baik bagi akar tanaman dan memperbaiki sirkulasi udara dalam media.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan 2 bulan sekali seiring pertumbuhan tanaman, dengan menambahkan pupuk organik pada media tanam. Jumlah pupuk yang diberikan tergantung dari besarnya media yang digunakan, kira-kira 1/5 ukuran karung atau polybag yang digunakan. Pemupukan bisa diberikan 3 kali selama umur tanaman.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Sebenarnya kasus serangan hama dan penyakit yang serius pada tanaman Jahe jarang terdengar. Namun akan lebih baik jika kita mengetahui dan mengantisipasi hal tersebut.
Hama yang sering menyerang tanaman Jahe adalah belalang dan ulat yang memakan daun terutama daun muda. Untuk pengendaliannya, kita bisa menggunakan beberapa cara yaitu:
-          Cara mekanis, dengan memeriksa tanaman dan membunuh hama terutama ulat yang sering memakan daun, atau dengan menggunakan perangkap serangga berupa plastik berwarna cerah (kuning atau merah) yang dipasang dengan bambu dan diolesi lem.
-          Cara kimiawi, dengan menyemprotkan insektisida yang tepat untuk mengendalikan belalang dan ulat. Insektisida yang dianjurkan adalah insektisida organik berbahan aktif tembakau atau yang lainnya.
Sedangkan penyakit yang mungkin bisa menyerang tanaman Jahe adalah penyakit Layu Bakteri dan Busuk Rimpang yang disebabkan oleh jamur. Untuk mencegah penyakit tersebut, kesehatan benih dan sanitasi lingkungan pertanamanperlu diperhatikan.  Pastikan benih merupakan benih sehat dan berasal dari induk yang sehat. Lingkungan pertanaman juga perlu dijaga agar bersih dan tidak terlalu lembab atau tergenang air. Untuk tanaman yang telah terserang penyakit, bisa disemprot dengan bakterisida atau fungisida, jika perlu dimusnahkan agar tidak menular ke tanaman yang lain.
5.    Memanen
Tanaman Jahe bisa dipanen setelah kira-kira 10 bulan. Tanaman yang sudah cukup tua dan siap panen akan melewati masa mengering, di mana daun dan batangnya berubah menjadi kuning dan mengering. Pemanenan Jahe dari media karung dan polybag cukup mudah karena tidak perlu menggali dengan susah payah. Kita cukup menggali dengan cetok dan membuka karung atau polybag yang sudah mulai lapuk. Angkat rimpang Jahe dengan hati-hati agar tidak rusak, bersihkan dari tanah dan kotoran yang menempel, dan jika perlu cuci dengan air bersih. Satu rumpun tanaman Jahe dalam 1 media tanam karung ukuran 50 kg, bisa menghasilkan rimpang Jahe segar2 hingga 5 kg.

Selasa, 25 Februari 2014

Belajar Budidaya Tanaman Jahe


Belajar Budidaya Tanaman Jahe

di copy dari : http://tentangjahe.blogspot.com/2012/09/jahe-digolongkan-ke-dalam-suku-temu.html

 

Budidaya Tanaman Jahe
Jahe digolongkan ke dalam suku temu-temuan atau Zingibereceae bersama dengan temulawak, kunyit, temu hitam, kencur, lengkuas dan lain-lain. Sama seperti temu-temuan lainnya, jahe juga lazim digunakan sebagai herba obat dan bahan bumbu makanan. Jahe mengandung komponen senyawayang bertanggungjawab atas sensasi panas dan juga aroma khas saat rimpangnya dimemarkan. Jahe tak hanya berfungsi sebagai bumbu dan bahan obat, di beberapa wilayah tertentu, jahe bahkan digunakan sebagai pestisida organik yang ampuh mengusir hama. Jahe memang memiliki beragam khasiat, sebagai tanaman obat, jahe berfungsi untuk karminatif (peluruh kentut), anti-muntah, pereda masuk angin, melebarkan pembuluh darah, anti-rematik dan masih banyak lagi lainnya. Mencermati beragam manfaat jahe ini, sangat wajar jika komoditi yang satu ini dijadikan salah satu tanaman utama petani. Pada dasarnyabudidaya tanaman jahe sangat mudah. Jika Anda ingin tahu, berikut uraiannya!


Persiapan Awal

Sebelum membudidayakan jahe, Anda tentu harus memahami beberapa hal sebagai persyaratan tumbuh optimal jahe. Syarat tersebut antara lain iklim. Jahe membutuhkan curah hujan yang tergolong tinggi, berkisar di angka 2.500 hingga 4.000 mm per tahunnya. Sementara itu, penyinaran matahari dibutuhkan tanaman jahe mulai dari umur 2,5 sampai 7 bulan. Oleh sebab itu, median tanam sebaiknya tidak di titik teduh. Tanah yang cocok untuk jahe yakni subur, gembur dan banyak mengandung unsur hara. Lebih optimal lagi jika tanah lempung berpasir dan laterik. Perhatikan pula pH tanah, sebaiknya tanam jahe di tanah dengan tingkat keasaman 4,3 sampai 7,4. Jahe menyukai wilayah tropis dan subtropis, dengan demikian Indonesia sangat baik untuk menjadi sentrabudidaya tanaman jahe.
Langkah selanjutnya dalam proses persiapan awal budidaya tanaman jahe adalah menyiapkan bibit. Untuk memenuhi syarat mutu genetik, bibit haruslah memiliki kualitas fisiologik yang berarti progress pertumbuhannya jauh lebih tinggi dan memiliki tampilan fisik yang baik. Untuk mendapatkan bibit terbaik, beberapa tips berikut akan membantu:
  • Jangan pernah membeli bibit langsung dari pasar. Jauh lebih baik jika Anda memperoleh bibit jahe  langsung dari kebun.
  • Pilihlah bakal bibit dari tanaman jahe yang sudah berusia 9 sampai 10 bulan. Usia tersebut meripakan usia terbaik.
  • Pilihlah tanaman dengan rimpang yang sempurna dalam arti tidak terdapat luka juga lecet.

Setelah mendapatkan bibit bermutu baik, selanjutnya adalah proses penyemaian bibit. Agar tumbuh jahe serentak, bibit terlebih dahulu harus disemaikan sampai tumbuh kecambah. Penyemaian bisa dilakukan di bendengan maupun peti kayu. Jika menggunakan peti kayu, maka pertama, rimpang jahe yang dijadikan bibit harus dijemur tetapi tidak sampai  kering. Setelah itu, rimpang tersebut disimpan selama 1 sampai 2 bulan. Setelah masa penyimpanan selesai, rimpang biasanya akan ditumbuhi tunas antara 1 sampai 3 per rimpang. Pisahkan masing-masing tunas tersebut dengan cara dipatahkan. Setelah terpisahkan, masing-masing tunas kemudian dijemur selama setengah sampai satu hari. Selanjutnya, siapkan larutan fungisida dan zat timbuh dalam satu wadah. Tunas yang telah dijemur kemudian dimasukkan ke dalam karung dengan pori-pori besar dan dicelupkan ke dalam larutan fungisida dan zat tumbuh. Diamkan selama 1 menit.
Proses selanjutnya adalah memasukkan tunas yang telah direndam larutan tumbuh ke dalam peti kayu. Susun tunas dengan sekam padi, pastikan dasar peti kayu adalah tunas dan kemudian tutup dengan sekam padi dan masukkan lagi tunas kemudian tutup lagi dengan sekam tadi. Pastikan lapisan paling atas peti kayu adalah sekam padi. Masa penyimpanan tunas dalam peti kayu kira-kira 2 sampai 4 minggu. Setelah mencapai mas tersebut, bibit sudah bisa disemai dan siap ditanam pada lahan sebenarnya.


Jika Anda memilih cara penyemaian dengan bedengan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat rumah penyemaian dengan ukuran 10 x 8 meter. Rasio ukuran tersebut untuk menyemai 1 ton bibit jahe. Sebelum memasukkan bibit, pastikan rumah tersebut telah dibuat bedengan dengan menggunakan tumpukan jerami. Ketebalan jerami mencapai 10 cm.  Rimpang yang menjadi bibit kemudian disusun dalam bedengan kemudian ditutup jerami, kemudian disusun lagi lapisan selnajutnya dengan bibit jahe dan ditutup jerami lagi, begitu selnajutnya sampai didapatkan 4 susun bibit jahe dan jerami. Setiap hari, tumpukan bibit dan jerami ini disemprot dengan larutan fungisida dan zat tumbuh.

Masa penyemaian di bedengan biasanya memakan waktu 2 minggu. Setelah itu Anda bisa membuka bedengan dan memilih bibit berkualitas untuk selanjutnya ditanam. Masing-masing rimpang bibit bisanya ditumbuhi 3 sampai 4 tunas. Pisahkan tunas tersebut dan bibit siap ditanam.
Sebelum dipindahkan ke lahan sebenarnya, bibit jahe harus disortir. Pastikan bibit bebas dari penyakit. Selanjutnya masukkan dalam karung dan diclupkan lagi ke dalam larutan fungisida. Diamkan selama 8 jam. Setelah itu bibit kemudian dijemur selama 2 sampai 4 jam. Setelah semuanya rampung, bibit sudah siap dipindahkan.

Proses Penanaman, Pemeliharaan Dan Panen

Sebelum menanam bibit jahe, pastikan lahan tanam sudah siap untuk digunakan. Akan jauh lebih optimal lagi jika tanah tersebot diolah menjadi bedengan-bedengan untuk menghindari kondisi air tanah yang kurang baik. Selanjutnya, pada bedengan tersebut dibuat lubang tanam dengan kedalaman 3 sampai 7 cm. Setelah semuanya siap, tanamlah bibit pada lubang tersebut dengan cara direbahkan. Masa penanaman terbaik adalah di awal musim penghujan agar pasoka air untuk jahe yang baru ditaman jauh lebih besar.

Pada usia 2 sampai 3 minggu, petani harus mengamati jahe. Jika ada bibit yang tidak tumbuh atau mati, harus segera dilakukan proses penyulaman, yakni mengganti dengan bibit baru. Pada usia 3 sampai 6 minggu, proses penyiangan sudah bisa dilakukan. Namun hal ini juga bergantung pada kondisi gulma di sekitar jahe. Setelah berusia 6 sampai 7 bulan, tidak lagi diperlukan proses penyiangan sebab di umur tersebut, tanaman jahe sudah memiliki rimpang yang kuat dan besar.


Langkah pemeliharaan selanjutnya dalah dengan pembumbunan. Tanah tempat jahe ditanam harus senantiasa gembur jadi petani sebaiknya mencangkul tipis-tipis tanah sekitar tanaman. Selain untuk menggemburkan, langkah ini juga bisa untuk menutup rimpang jahe yang kadang-kadang muncul di atas permukaan tanah. Langkah selanjutnya dalah pemupukan. Sebaiknya gunakan pupuk organik karena jahe termasuk herba obat. Penggunanaan bahan kimia akan membuat khasiat jahe berkurang. Pemberian pupuk organik dilakukan di masa awal penanaman dan juga saat melakukan pembumbunan juga penyiangan. Cara mengaplikasikan pupuk dengan ditebar atau dicampur dengan tanah.

Proses pemeliharaan tanaman jahe lainnya adalah pengairan dan juga penyiraman. Jahe sebenarnya tidak memerlukan air yang banyak, terlebih jika air hujan mencukupi terutama di masa awal penanaman. Adapun langkah penyiraman dilakukan dalam kadar tertentu tergantung kondisi tanah. Yang pasti, tanah harus gembur. Tidak kering tapi tidak juga tergenang air. Selanjutnya adalah penanggulangan hama penyakit. Binatang penggangu tanaman jahe biasanya adalah :
  • Kepik, menyebabkan daun  jahe berlubang.
  • Ulat penggesek akar. Binatang ini menyerang akar dan jika tidak ditanggulangi, tanaman jahe akan kering dan mati.
  • Kumbang.

Langkah taktis menanggulangi hama dengan menyempritkan pestisida secara berkala. Sebaiknya gunakan pestisida nabati bisa berupa tembakau yang ampuh untuk serangga kecil semacam Aphidis. Selain tembakau, petani juga bisa menggunakan piretrum yang amput mengusir ulat penggerek akar, lalat rumah, nyamuk, hama gudang, lalat buah dan lain-lain.


Setelah semua proses selesai, petani tinggal menunggu masa panen. Langkah pemanenan tergantung pada peruntukan jahe. Untuk jahe bumbu, sudah bisa dipanen di usia 4 bulan. Jika budidaya tanaman jahe ditujukan untuk industri pabrikan, sebaiknya dipanen di usia 10 sampai 12 bulan. Cara memanen harus hati-hati, tanah dibongkar menggunakan alat seperti garpu atau cangkul. Pastikan alat Anda tidak mengenai rimpang jahe. Setelah dipanen, jahe disimpan di tempat terbuka yang tidak lembab. Jangan ditumpuk, lebih baik jika disebar.

Kamis, 13 Februari 2014

BUDIDAYA JAHE

Telah di baca:

Jahe ( Zingiber officinale ) adalah salah satu rempah - rempah yang mudah didapat di Indonesia. Karena sangat mudah sekali dibudidayakan.Sekalipun kita tidak punya pengetahuan budidaya jahe, dengan tanah yang subur di Indonesia mudah tumbuh, sekalipun ditanam dalam pot di halamn rumah kita.Jahe banyak di perdagangkan dalam bentuk rimpang kering. Yaitu rimpang jahe kering utuh dari kebun . namun seiring kemajuan jaman jahe diperdagangkan dengan berbagai bentuk, mulai berbentuk rajangan ,bubuk jahe, munyak jahe, permen jahe dan lain-lain.
BIBIT JAHE

Jahe sangat baik tumbuh di dataran rendah maupun sedang. Dari dataran sekitar pantai hingga dataran dengan ketinggian 1.500.meter dpl. Dan dapat tumbuh didaerah tanah tadah hujan.Jahe tumbuh didaerah dengan  iklim tropis dan sub tropis. Sebaiknya jahe ditanam saat awal musim hujan.dengan suhu 28-30 derajat celcius

Bibit Jahe

Varietas yang menjajikan adalah dari varietas asal India: Himgiri, Varad, Surbhi, Suruchi, Ernas. Nadia, Maran dan lain sebagainya. Jika tidak ada dari varietas tersebut, varietas lokalpun cukup baik.Bibit yang baik adalah rimpang jahe yang berasal dari hasil panen langsung, bukan rimpang yang di jual di pasar.Cara memilih bibit jahe yang baik:
- Pilih bibit dari tanaman yang sudah tua ( umur 10-12 bulan )
- Pilih dari tanaman yang sehat dan kulit rimpang tidak luka / lecet , tidak berlendir dan busuk, tidak berbintik   baik di bagian luar maupun dalam.
-Ukuran rimpang sedikitnya memiliki 3-5 mata tunas, panjang 3-7 cm, berat 25-80 gram / potong rimpang
-Bukan berasal dari tanaman jahe yang menggunakan pupuk pestisida kimia

Penanaman Jahe

Tanamn jahe termasuk tanaman monokotil, berakar serabut serta panjang akarnya bisa mencapai 35 cm.Buatlah bedengan / gundukan  dengan ketinggian  kira-kira 20 cm dan lebar 80 cm, agar bibit / tanaman tidak mudah tergenang air.Tanamlah bibit jahe dengan mata tunah mengarah keatas kedalam lubang tanam sedalam 5-7 cm yang berjarak 40 cm antar lubang tanam. Lubang tanam jangan terlalu dalam, karena akan menyulitkan pertumbuhan tunas baru dan saat panen nanti. Karena harus menggali hasil panen yang dalam.Setelah 2-3 minggu bibit ditanam, lakukan pengecekan apakah bibit tersebut tumbuh dengan baik. Jika ada yang rusak atau bahkan mati segera gantilah dengan bibit yang baru. Agar pertumbuhannya nanti dengan ketinggian yang seragam. Rajin rajinlah menyiangi rumput / gulma di sekitar poko tanaman jahe.lakukanlah pemupukan secukupnya.

Masa Panen

Untuk jahe segar, tanaman harus dipanen sebelum mencapai kematangan penuh, berarti rimpang masih lembut rendah kepedasannya dan kandungan seratnya. Biasanya dari bulan ke lima dan seterusnya setelah tanam. hasil panen ini biasanya untuk keperluan bumbu sayur.Sedangkan kalau untuk keperluan rempah-rempah yang dikeringkan untuk bahan-bahan obat, minyak dan lain-lain pemanenan dilakukan paling cepat dilakukan pada bulan ke  8-12 bulan setelah tanam.Pada bulan ke 12 biasanya pertumbuhan secara vegetatif sudah maximal yang ditandai dengan daun yang menguning hingga kering.Saat itulah panen bisa dilakukan dengan menggunakan cangkul garpu secara hati-hati.

Hasil Panen

Bersihkan rimpang hasil panen dari akar-akar berserat yang melekat , serta tanah dengan mencucinya hati-hati. Untuk memudahkan pencucian rendamlah rimpang tersebut kedalam air semalam. Gosoklah dengan hati-hati agar tidak lecet.kemudian keringkan dengan diangin-angin.Sisihkan rimpang hasil panen sebagian untuk bibit selanjutnya.Bibit dari rimpang yang tua itulah kita bisa melanjutkan penanaman kembali, seterusnya samapai panen berikutnya.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More